Banjir Rendam Sawah di Kampar, Petani Terancam Merugi

226
Banjir bandang yang merendam sawah (ilustrasi)

KAMPAR, SERUJI.CO.ID – Banjir akibat Sungai Kampar meluap mulai menggenangi areal pertanian di Kabupaten Kampar. Banjir dengan ketinggian berkisar 30 hingga 60 centimeter itu membuat para petani di daerah setempat terancam merugi.

Kerugian dirasakan seperti di Desa Kualu, Kabupaten Kampar, akibat banjir membuat petani terpaksa memetik kacang tanah lebih dini meski usia tanaman belum layak panen. Petani terpaksa mencabuti kacang tanah tersebut karena kalau dibiarkan terlalu lama akan membusuk terendam air banjir.

Kondisi serupa juga terjadi pada petani kelapa sawit di sana, karena mereka harus bersusah payah membawa tandan buah segar melewati genangan banjir. Petani harus kerja ekstra keras agar buah sawit tidak busuk.

Loading...

Kondisi banjir sangat menyulitkan petani sawit di tengah tren penurunan harga kelapa sawit. Harga sawit kini hanya sekitar Rp 600 per kilogram, sudah di bawah harga toleransi untuk balik modal yang idealnya di harga Rp 700 hingga Rp 1.000 per kilogram.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan Provinsi Riau masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Riau mengalami hari tanpa hujan sangat pendek dengan intensitas mencapai 100 hingga 300 milimeter.

Lokasi dengan potensi hujan terdapat di Kabupaten Rohil, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Rohul, Kampar, Siak, Kepulauan Meranti, Kuansing, Kota Pekanbaru dan Kabupaten Inhu.

Banjir di Riau juga merupakan banjir kiriman dari Provinsi Sumatera Barat karena sejumlah sungai besar daerah hulunya berada di Sumbar yang kini juga banjir. Daerah yang dilalui sungai besar seperti Sungai Kuantan dan Sungai Kampar, kini sudah mulai kebanjiran.

Meningkatnya debit air di Sungai Kampar juga disebabkan PT PLN (Persero) terpaksa membuka pintu air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kampar, Riau. Ketinggian air (elevasi) di infrastruktur tersebut sudah melewati ambang batas aman sehingga pintu air terpaksa dibuka.

Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang, Muhammad Rusdi, mengatakan elevasi normal pada waduk adalah pada 82,50 meter di atas permukaan laut (mDPL), namun kondisi kini elevasi mencapai 84.20 mDPL.

“Untuk itu pihak Manajemen Unit Layanan PLTA Koto Panjang memutuskan hari ini untuk tetap mempertahankan tinggi buka pintu pelimpah di lima pintu masing-masing 150 centimeter,” katanya. (Ant/SR01)

Langganan berita lewat Telegram
loading...
Loading...
loading...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

BERITA PILIHAN
[vc_row tdc_css="eyJwaG9uZSI6eyJkaXNwbGF5Ijoibm9uZSJ9LCJwaG9uZV9tYXhfd2lkdGgiOjc2NywiYWxsIjp7ImRpc3BsYXkiOiIifX0="][vc_column width="2/3"]

TERBARU

[/vc_column][vc_column width="1/3"][/vc_column][/vc_row]