BATAM, SERUJI.CO.ID – Untuk menyukseskan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis 2018, Pemerintah bakal menurunkan 2.200 kader filariasis.
Tahun ini merupakan kali ketujuh pelaksanaan POPM Filariasis di Batam. Dan pemberian obat secara massal dilaksanakan pada 1 hingga 31 Oktober 2018.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, pemerintah menyiapkan 550 pos untuk pemberian obat kaki gajah ini. Dan berharap, persentase keikutsertaan warga tahun ini minimal 65 persen. Yang sasarannya untuk warga berusia 2-70 tahun.
“Tahun lalu capaian kita 86 persen. Jadi tahun ini kalau bisa di atas itu,” kata Didi, Sabtu (6/10).
Bagi penderita sakit ginjal dan hati, tidak dianjurkan minum obat ini. Begitu juga dengan ibu hamil dan warga lanjut usia (lansia).
“Mereka tidak menjadi sasaran pemberian obat,” kata Didi.
Didi mengakui, meski 2018 ini sudah tahun ke tujuh pelaksanaan POMP Filariasis di Batam, namun di lapangan kasus kaki gajah masih ada.
“Kasusnya masih ada. Walaupun umumnya pendatang, orang lokal tidak ada. Jadi eliminasi tetap harus dilakukan,” ujarnya.
Didi melanjutkan, penyakit kaki gajah ini tidak hanya menyerang di bagian kaki, seperti yang kebanyakan orang tahu selama ini. Tetapi bisa juga menyerang ke bagian tubuh lainnya, seperti payudara dan daerah kemaluan.
“Sehingga efeknya bukan hanya secara fisik. Namun juga mental sosial penderitanya. Ia jadi minder karena tak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu tak produktif,” kata Didi.
Penyakit kaki gajah disebabkan parasit cacing filaria. Penularannya dilakukan melalui gigitan nyamuk. Namun, kata Didi, tidak ada jenis nyamuk khusus untuk penyebaran penyakit kaki gajah. (SR01)
