PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Rencana kegiatan “Kirab Satu Negeri, Zikir Kebangsaan” yang digawangi GP Ansor mendapat penolakan dari berbagai pihak. Penolakan tidak saja datang dari kerabat Kesultanan Siak Sri Indrapura, ormas-ormas Melayu Riau, bahkan juga masyarakat Riau, khususnya warga Siak.
Selain menolak kegiatan tersebut, berbagai pihak juga menolak kedatangan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Staquf ke Riau.
Menyikapi hal ini, Ketua GP Ansor Provinsi Riau, Purwaji, meminta semua pihak menahan diri untuk menghindari kesalah-pahaman.
“Kami meminta kepada semua pihak agar menahan diri dan memberi kesempatan dialog agar menghindarkan dari upaya pecah belah sesama anak bangsa,” kata Purwaji, dalam keterangan tertulis yang diterima SERUJI di Pekanbaru, Selasa (18/9).
Dia mengatakan, agenda “Kirab Satu Negeri” adalah inisiasi Ketua Umum GP Ansor Pusat KH Yaqut Cholil Qoumas sebagai ikhtiar mempersatukan Bangsa Indonesia, merawat kebhinekaan dan memupuk persaudaraan kebangsaan.
“Acara ‘Kirab Satu Negeri’ adalah agenda resmi yang melibatkan banyak pihak mulai dari Pemerintah Daerah, Polri, Ormas, OKP, dan elemen masyarakat yang beragam,” terangnya.
Dijelaskan Purwaji, acara tersebut dilaksanakan mulai 21 September sampai dengan 26 September 2018. “Kegiatan acara dimulai dari Pekanbaru, Siak, Bengkalis, Kep Meranti, dan berlanjut ke Batam Kepulauan Riau,” terangnya.
Sebagai puncak acara, ungkap Purwaji, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Dzikir Kebangsaan dengan tema “Munajat Untuk Kedamaian Indonesia”.
“Dengan tema ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerah kedamaian Indonesia sekarang ini,” tuturnya.
Baca juga: Warga dan Kesultanan Siak Tolak Acara Kirab Satu Negeri dan Kehadiran Gus Yaqut
Lebih lanjut Purwaji mengatakan, Dzikir Kebangsaan akan diisi dengan dzikir, doa, tahlil, dan dziarah akbar Makam Sultan Syarif Kasim II sebagai wujud rasa hormat dan ikhtiar meneladani Kepahlawanan Sultan Syarif Kasim II kepada NKRI.
Diadakannya dziarah akbar ini, menurutnya, karena GP Ansor dan Warga NU selama ini konsisten mengamalkan tradisi dziarah Makam Sultan Sultan di Riau, mulai dari Gunung Sahilan, Rokan Hulu, Pelalawan, Indragiri dan Siak.
“Ini adalah wujud semboyan ‘Dimana Bumi Dipijak disitu Langit Dijunjung’,” katanya.
Terkait dengan insiden pembatalan pengajian UAS di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Purwaji menegaskan bahwa GP Ansor Riau sama sekali tidak terlibat dalam upaya yang dimaksud penghadangan, persekusi atau intimidasi terhadap Ustadz Abdul Somad.
“GP Ansor Riau secara pro aktif terlibat dalam pengawalan UAS di berbagai kegiatan dakwahnya di Riau. Apa yang terjadi di Jawa Tengah, menurut GP Ansor Riau karena adanya kesalahpahaman dan dugaan-dugaan yang menurut kami hanya bisa diselesaikan dengan Tabayun dan berbicara satu sama lain. Dan permohonan saya agar dapat berbicara dengan UAS sudah saya sampaikan dan masih menunggu kesediaan Beliau,” ujarnya.
Purwaji juga menegaskan, bahwa berita-berita pembubaran pengajian oleh GP Ansor atau Banser adalah tidak benar.
“Saya selaku Ketua GP Ansor Riau menegaskan bahwa berita berita soal GP Ansor Banser membubarkan pengajian adalah fitnah dan hoax sebab Ansor Banser selama ini dibentuk untuk menjadi penolong dakwah agama Islam,” tegasnya. (SR01)
Terserah yg mau mengadakan siapa untuk acara keagamaan agama Islam asal jgn tukang jaga gereja
Ke papua dong dzikir bersama OPM
Alhamdulillah
Sikap masarakat riau ini sangat wajar.
NKRI bagi masarakat riau sudah final, gak perlu dikutak katik lagi.
Masarakat riau adalah patriot sejati yang tidak ada keraguan atasnya.
Hahahah kasian deh loe
Duh duh duh. Kurang kerjaan ya..
Merasa paling NKRI,paling pancasila,UAS di persekusi pada ke mn ente,kl memang tak terlibat persekusi UAS di jateng,kenapa kamu ndak bela UAS setidak2 nya buat stetmen kl ente nyesel atas persekusi UAS di jateng,Usiiiiiiiir…….. Riau anti sama orang2 yg sok pancasila,dan munafik
Maaf,,,tanah Melayu ini tidak terlalu perlu keberadaan Banser dan anshor
Kami menolak keras kegiatan itu, jgn berdalih yg macam macam, tolak,,,tolak
Tidak punya malu.