Aparat kepolisian segera bertindak cepat mengamankan situasi, dan berhasil.
Kemudian, pihak Kepolisian memediasi kedua pihak, dengan menghadirkan Ketua GP Ansor Riau Purwaji untuk bermediasi dengan massa.
Mediasi dilakukan di kantin Pelabuhan Roro Bengkalis sekitar pukul 16.40 WIB dan mediasi dipimpin langsung Wakapolres Bengkalis Kompol Ade Zamrah.
Dalam mediasi terungkap penyebab penolakan yang dilakukan sejumlah pemuda dan masyarakat melayu di Bengkalis.
Massa yang memenuhi kantin menuntut Purwaji dan GP Ansor meminta maaf secara langsung terkait sejumlah penolakan terhadap Ustadz Abdul Somad (UAS) di sejumlah daerah di Jawa beberapa waktu lalu.
Selain itu massa juga meminta Ketua Umum GP Ansor juga meminta maaf kepada Ustadz Abdul Somad terkait penolakan tersebut.
Setelah permintaan maaf tersebut dilakukan masyarakat berjanji akan menerima GP Ansor jika berkegiatan di Bengkalis.
Namun untuk kegiatan Ahad (23/9) itu harus dibatalkan sebelum ada permintaan maaf GP Ansor secara langsung kepada UAS.
Setelah melakukan perundingan akhirnya Purwaji menyampaikan sikapnya sebagai penanggungjawab GP Ansor dan Banser Riau akan meminta maaf secara langsung dengan UAS.
Pihaknya mengaku sudah bertemu dengan LAM Riau untuk di fasilitasi bertemuan dengan Ustadz Abdul Somad.
Baca juga: LAM Riau Minta GP Ansor Buat Surat Terbuka Kawal UAS Berdakwah
Selain itu, Purwaji juga sudah menyampaikan hal ini kepada Ketua Umum GP Ansor.
“Pada intinya Ketua Umum GP Ansor bersedia jika difasilitasi bertemu dengan Ustadz Abdul Somad,” kata Purwaji.
Usai pernyataan tersebut, Purwaji akhirnya meninggalkan pelabuhan Roro Bengkalis menuju Mapolres Bengkalis. Kemudian masyarakat membubarkan diri.
Sebelum bubar tersebut, kesepakatan dua belah pihak bahwa kegiatan di desa Mentayan diizinkan, namun harus memuhi beberapa permintaan massa yang menolak.
Diantaranya meminta kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai agenda yang ada. Jika terjadi hal yang melenceng pihak massa akan membubarkan kegiatan tersebut. (SR01)
Makin runyam