PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno begitu mengagumi puisi Melayu “Gurindam Dua Belas” karya Raja Ali Haji. Bahkan dirinya sempat membacakan Pasal 5 Gurindam Dua Belas yang sangat dikaguminya saat prosesi “Tepuk Tepung Tawar”.
“Saya pernah membaca gurindam dua belas karya Ali Haji. Merupakan sastra melayu yang sarat akan makna untuk dijadikan tuntunan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” ujar Sandiaga Uno saat memberikan sambutan disela acara prosesi “Tepuk Tepung Tawar” di gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Selasa (4/9).
Dalam acara tersebut, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Bahkan ia menyebut momen tepuk tepung tawar ini merupakan hari puncak kebahagiaannya.
“Hari ini saya merasa manusia paling berbahagia, hari ini lah puncak kebahagiaan itu. Begitu sampai di Riau saya disambut saudara-saudara dan sabahat dan sampai di balai adat ini saya juga disambut dengan prosesi adat melayu Riau yang begitu kental,” kata Sandi.
Dalam sambutanya, Sandiaga juga sempat menyampaikan salam dari kedua orang tuanya serta istrinya kepada masyarakat Riau.
“Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan salam dari kedua orang tua saya dan istri saya kepada masyarakat Riau. Karena bagi kami betapa bermaknanya saya bisa kembali ke kampung halaman melihat tanah kelahiran saya akar sejarah keluarga kami disini,” ujar pria kelahiran Rumbai, Pekanbaru.
Sandiaga juga sempat bernostalgia menyampaikan kenangan indahnya bersama keluarganya saat masih tinggal di Riau.
Kemudian, pada kesempatan tersebut sebagai anak jati melayu Riau, Sandiaga juga menyampaikan kegamumannya dengan budaya dan adat melayu Riau. Salah satu yang paling dirinya kagumi adalah gurindam dua belas.
Sandiaga membacakan satu pasal dari 12 pasal di Gurindam Dua Belas yang dia kagumi, yakni pada pasal ke lima.
Inilah isi pasal kelima gurindam dua belas.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
(SR01)