PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Saat mata uang dolar AS nilainya terus menguat terhadap rupiah, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau mengawasi dengan seksama potensi adanya spekulan yang memborong mata uang tersebut.
“Iya, tentu itu terus kita awasi dan jadi perhatian kita,” kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Siti Astiyah di Pekanbaru, Ahad (9/9).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Pada Jumat (7/9), nilai dolar AS di pasar spot ditutup di level Rp14.815 yang menunjukkan rupiah menguat 0,47 persen. Namun, nilai dolar AS diprediksi masih berpeluang untuk menguat lagi terutama karena faktor eksternal.
Menurut Siti, aksi spekulasi memborong dolar AS pada kondisi saat ini bisa membuat rupiah jauh lebih lemah. Namun, ia meyakini spekulan tidak akan mudah melakukannya karena sudah ada aturan yang lebih ketat.
“Ada aturan underlying untuk membeli dolar,” ujarnya.
Aturan tersebut adalah jumlah nominal tertentu dalam pembelian dolar AS harus mengikuti aturan “underlying transaction”. Ada pembatasan pembelian diberlakukan apabila tidak terdapat underlying atau ketika sebuah perusahaan tidak memiliki kepentingan untuk membeli dolar.
BI juga terus mengawasi pembelian dolar di perusahaan jasa penukaran uang (money changer).
“Ada sekitar 22 perusahaan money changer di wilayah ini,” katanya.
Selain itu, upaya lain untuk mengantisipasi spekulasi memborong dolar AS adalah dengan BI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengintervensi hingga masuk ke perbankan.
“Ini jadi perhatian kita, sampai BI dan OJK akan masuk ke perbankan untuk awasi tindakan spekulan,” katanya. (Ant/SR01)