JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid membantah tudingan yang menyebut bakal calon Presiden Prabowo Subianto tidak taat pada Ijtima’ Ulama I yang merekomendasikan ulama sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Ketua Umum Gerindra tersebut.
Menurut Hidayat, merujuk pada definisi ulama pada Al-Quran maka Sandiaga Uno yang akhirnya dipilih Prabowo sebagai pasangannya menghadapi Pilpres 2019, juga termasuk seorang ulama.
Namun, sebutan ulama untuk Sandiaga itu kemudian ditepis oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, makna kata ‘ulama’ adalah ilmuwan. Ia menyebut ulama adalah orang yang bersekolah agama, hafal Al-Qur’an, dan hafal hadits. Sedangkan Sandiaga, ia mengategorikannya sebagai pedagang, tak termasuk golongan ulama.
“Ilmuwan itu ya ilmuwan. Sandi itu pedagang, namanya tajir kalau di dalam bahasa orang kampung kita itu, tajir. Ya bukan ulamalah,” kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9).
Sandi sebelumnya disebut sebagai santri. Fahri setuju dengan sematan ‘santri’ itu.
“Kalau santri iya, mungkin dia lagi belajar lagi nyantri. Cuma ini kan karena orang itu tertuduh gitu loh. Jadi karena KH Ma’ruf ulama, Sandi ulama juga? Ya nggak bisa begitu. Ada ketegorisasinya,” ujarnya. (SR01)