
PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau menyatakan memasuki pekan keempat Ramadhan, mayoritas harga bahan pangan dan kebutuhan pokok di Provinsi Riau relatif stabil berkat ketatnya pengawasan dan jaminan ketersediaan stok.
“Ini perlu diapresiasi agar kepercayaan pasar meningkat, bahwa harga relatif stabil karena ketersediaan barang terjamin, dan diharapkan bisa bertahan seperti ini sampai Idul Fitri,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Siti Astiyah, di Pekanbaru, Jumat (8/6).
Siti mengatakan berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sejumlah harga pangan sedikit mengalami kenaikan sebelum bulan Ramadhan namun secara keseluruhan relatif stabil. Hingga pekan ketiga bulan puasa, lanjutnya, kenaikan harga tercatat hanya terjadi pada komoditi cabai rawit hijau sebesar 3,5 persen dan kini mencapai Rp37.000 per kilogram (Kg).
Justru ia mengatakan, komoditi yang langganan naik malah mengalami penurunan harga, yakni cabai merah besar turun 1,63 persen menjadi Rp24.100/Kg dan cabai merah keriting turun 4,23 persen menjadi Rp29.400/Kg. Kemudian, bawang merah ukuran sedang turun 3,26 persen jadi Rp29.650/Kg, dan bawang putih ukuran sedang turun 1,43 persen menjadi Rp24.200/Kg.
Komoditi yang harganya stabil antara lain gula pasir kualitas premium mencapai Rp14.500/Kg, gula pasir lokal Rp11.950/Kg, minyak goreng curah Rp11.400/Kg, minyak goreng kemasan Rp14.750/Kg, telur ayam ras Rp23.150/Kg. Kemudian, beras kualitas bawah masih stabil di Rp11.550/Kg, beras kualitas medium Rp12.450/Kg, dan beras kualitas super Rp14.000/Kg.
Selain itu, harga daging juga stabil yakni untuk daging sapi kualitas 1 Rp129.750/Kg, daging sapi kualitas 2 Rp99.600/Kg, sedangkan daing ayam ras segar tetap pada angka Rp25.250/Kg.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengadaan Bulog Divre Riau-Kepri, Edi Hanif, mengatakan kebutuhan akan pangan sangat mencukupi karena stok beras untuk dua provinsi Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) cukup untuk kebutuhan tujuh bulan ke depan.
“Kalau stok cukup untuk tujuh bulan ke depan, artinya itu sampai akhir tahun untuk penyaluran rutin per bulan. Stok kita saat sekarang ini ada 15.793.274 kilogram. Ini stok yang ada di gudang kita, dan ada beras yang masuk (sedang) dalam perjalanan yang akan menambah kekuatan stok kita,” kata Edi Hanif. (Ant/SR01)