JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara soal polemik penyebutan dirinya sebagai ulama. Ia meminta masyarakat tak terombang-ambing soal definisi ulama.
“Jadi, sekali lagi saya minta masyarakat tak terombang-ambing terhadap definisi,” kata Sandiaga di Jakarta, Kamis (20/9).
Sandiaga mengemukakan hal itu terkait dengan pernyataan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang menyebut Sandiaga sebagai ulama, dalam arti sebagai seseorang yang memiliki keahlian khusus.
“Kalau ulama yang dimaksud Pak Hidayat itu adalah orang yang memiliki keilmuan, pengetahuan di bidang tertentu, mungkin saya punya pengetahuan di bidang tertentu,” kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Sandiaga menyatakan memiliki pengetahuan di bidang kewirausahaan, di bidang ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Kalau ulama dalam arti mengajar di pesantren, mengajar mengaji, dia mengakui tidak termasuk.
“Jadi, masyarakat ingin menilai seperti apa, tapi inilah keseharian saya, saya nggak bisa menilai diri saya sendiri,” kata cawapres pasangan Prabowo Subianto itu.
“Tapi rekam jejak saya jelas, pernah di profesional, dan saya di-PHK terus saya berwirausaha lalu saya masuk Gerindra dan saya di-PHK lagi,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto, Sandiaga Uno adalah seorang ulama.
Baca juga: PKS Sebut Sandiaga Juga Seorang Ulama
Menurut Hidayat definisi ulama disebutkan dalam Al-Qur’an Surat As-Syura dan Surat Al-Fatir. Ulama, kata dia, tidak terkait dengan seorang yang ahli dalam keilmuan agama Islam.
“Tentang ulama itu hanya ada dua penyebutan, satu dalam surat Al Fathir dan satu dalam surat As Syuro. Kedua-duanya justru ulama itu tidak terkait dengan keahlian ilmu agama Islam. Satu tentang ilmu sejarah yaitu dalam surat As Syu’ara, dan surat Al Fathir itu justru science, scientist,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/9). (Ant/SR01)
Pernyataan dari @hnurwahid memang kebodohan…