PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Ribuan mahasiswa dari Universitas Islam Riau (UIR), melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD Riau, Senin (10/9) sore. Tak hanya aksi di depan gedung, ratusan massa aksi juga memasuki dan menduduki ruang Rapat Paripurna DPRD Riau.
Dalam ruang tersebut, mereka yang mengenakan jas almamater warna biru tua itu menggelar sidang rakyat.
Dalam sidang rakyat itu, massa aksi menilai Presiden Jokowi telah gagal dalam kepemimpinannya.
“Sudah dua puluh tahun reformasi dan rakyat belum sejahtera. Jelas rezim ini sungguh sangat memprihatikan. Kami sebagai mahasiswa menilai setelah dua puluh tahun, demokrasi dalam kepemimpinan cukup gagal yang sedang dibangun Jokowi,” kata Koordinator Lapangan, Guntur Yurfandi, dalam orasinya, Senin (10/9).
Kegagalan itu, menurut mereka terjadi mulai dari konteks ekonomi, hukum, sosial, kesehatan, dan pendidikan.
“Belum sejahtera dan berdaulat suatu bangsa jika rakyatnya masih merasakan kesenjangan dan kesinambungan. Hari ini banyak rakyat yang tidak merasakan kesejahteraan,” ujarnya.
Dengan penilaian itu, mahasiswa UIR menuntut tiga hal. Pertama, mereka meminta pemerintah untuk menstabilkan perekonomian negara yang berimbas terhadap masyarakat menengah ke bawah dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
“Kami melihat kegelisahan rakyat hari ini dengan anjloknya nilai tukar Rupiah. Ini akan berpengaruh seperti harga karet yang ada di kampung-kampung. Ini sangat miris. Kemudian harga kepala sawit jauh dari harapan yang ada di Kabupaten Riau,” paparnya.
Kemudian kedua, massa juga meminta pemerintah agar tidak membatasi hak berdemokrasi dan konstitusional bagi setiap warga negara melalui kekuasaan yang dimilikinya.
“Dalam hal berdaulat dan berdemokrasi saepenuhnya ada pada rakyat. Itu sesuai dengan amanat UUD 1946 dalam pasal 1 ayat (2). Namun yang terjadi malah sebaliknya. Hari ini nilai kesejahteraan berdemokrasi banyak terdistorsi oleh kepentingan elit politik,” ucapnya.
Ketiga, mereka meminta mengusut tuntas dugaan korupsi PLTU Riau-1 yang menyebabkan kerugian negara yang telah menyengsarakan rakyat.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman menyatakan akan menyampaikan aspirasi massa ke pemerintah pusat.
“Setelah kami terima, ini akan kami teruskan ke pemerintah pusat. Terimakasih kepada mahasiswa. Kami akan sampaikan kepada pemerintah pusat. Baik, saya hari ini bisa saja hari ini kirim tapi saya ingin atas nama DPRD. Apa yang adik-adik rasakan saya juga sama,” kata pria yang akrab disapa Dedet.
Tiga tuntutan itu kemudian dituangkan mahasiswa dalam sebuah petisi. Mereka meminta agar Noviwaldy Jusman, untuk menandatangani petisi itu juga. Noviwaldy pun menyanggupinya. Pada tanda tangan Noviwaldy juga dibubuhkan materai 6 ribu.
Baca juga: Ini Isi Surat Petisi Mahasiswa UIR yang Ditandatangani DPRD Riau
“Kami diminta presiden BEM maka akan kami sampaikan secara resmi melalui DPRD. Hari Rabu akan kita antarkan ini dan akan kita beritakan kepada mahasiswa. Maka dengan persetujuan mahasiswa akan saya tanda tangani ini,” ujarnya berjanji.
Di akhir aksi, mahasiswa membakar pocong yang ditempel dengan foto Jokowi. Itu sebagai bentuk keprihatinan mereka pada rezim presiden tersebut.
Sudah di setting tuh…. tiru seperti Inang2 penjual Ombus2 di Sibolga, (boru Sitomorang) murni keluar dari lubuk hatinya tentang Kinerja Presiden Joko Widodo.
Walaupun Dia miskin, Dia tetap bersyukur dan tetap berkaktivas gak pakai demo2 segala…
Manteepp