
JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Zainul Majdi membantah beredarnya isu pergantian nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid akan disertai pencopotan prasasti lama diganti dengan prasasti baru yang ditandantangani Presiden Jokowi.
Hal ini disampaikan oleh pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menyikapi pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menanggapi isu dicopotnya prasasti yang ditandatangani SBY saat meresmikan bandara tersebut pada 20 Oktober 2011 lalu.
“Memang Pak SBY menandatangani prasasti peresmian bandara saat itu. Namun tentu saja bukan berarti prasasti Pak SBY akan dicopot sebagaimana yang Pak SBY sampaikan. Pemerintah dan Masyarakat Lombok tidak pernah ada keinginan seperti itu,” kata TGB Zainul Majdi dalam keterangan resmi yang diterima SERUJI di Jakarta, Rabu (12/9).
TGB menjelaskan peresmian operasional bandara adalah satu hal, penetapan nama bandara dengan nama pahlawan nasional adalah hal lain. Itu dua hal yang berbeda.
“Saya sangat menyayangkan Pak SBY diberi kabar hoaks mengenai rencana pencopotan prasasti, hingga mengeluarkan statemen yang keliru,” kata mantan politikus Partai Demokrat ini.
TGB menegaskan tidak ada yang berniat menghilangkan jejak Presiden SBY. “Jasa beliau dihargai, sehingga tidak perlu ada yang sensi. Saya pastikan Pak Jokowi bukan orang yang suka menafikan jasa pemimpin sebelumnya, bahkan beliau selalu mengapresiasi karya pendahulunya,” tegasnya.
Sementara itu, TGB sangat menghargai penetapan nama pahlawan nasional untuk Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid oleh Presiden Jokowi melalui SK Menteri Perhubungan.
Hal itu sebagai penghargaan pemerintah kepada para pahlawan nasional, yang menamakan bandara dengan nama pahlawan nasional dari daerah tersebut.
“Kami masyarakat Lombok berterima kasih pada Pak Jokowi atas penetapan nama bandara yang mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB, yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid,” kata TGB.
TGB mengungkapkan, rencananya Presiden Jokowi akan meresmikan penetapan nama bandara ini dalam beberapa hari mendatang. Peresmian bisa saja ditandai dengan satu prasasti.
Diketahui, pada 5 September 2018, pemerintah melalui Menteri Perhubungan Budi Karya menetapkan nama bandara adalah Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Pahlawan nasional itu juga dikenal sebagai kakek TGB Zainul Majdi.
“Bahwa dalam rangka menetapkan nama bandar udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, telah didapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Majelis Adat Sasak, serta Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional,” demikian bunyi surat keputusan Menteri Perhubungan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan terkait kabar pencopotan prasasti peresmian Bandara Internasional Lombok.
Tanggapan SBY disampaikan oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari melalui akun Facebook-nya, Rabu (12/9).
SBY memberikan tanggapan itu lantaran banyak kader Demokrat yang memintanya untuk menanggapi kabar rencana pencopotan prasasti yang dulu diresmikan pada tahun 2011.
Dalam tanggapannya, SBY yakin jika Presiden Jokowi akan menghormati karya dan capaian karya para pendahulunya.
SBY pun meminta agar isu itu tidak diributkan karena banyak yang perlu dilakukan yakni membuat rakyat Indonesia semakin sejahtera.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief juga memberikan tanggapan soal kabar pencopotan prasasti peresmian Bandara Lombok yang dulu ditandatangani SBY.
Baca juga: Nama Bandara Lombok Diubah, PD Tuding Modus Jokowi Ganti Prasasti SBY
Ia menduga ada modus terselubung dari pengubahan nama Bandara Lombok, yaitu upaya Presiden Jokowi untuk mengklaim pembangunan yang dilakukan Presiden terdahulu. (SR01)