
PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Pada 10 hari menjelang Idul Fitri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru mencatat adanya kenaikan harga dari sejumlah komoditi harian masyarakat di berbagai pasar tradisional.
“Memang ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga,” ucap Kadisperindag Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, di Pekanbaru, Selasa (5/6).
Ingot menuturkan bahwa hal ini tejadi akibat berkurangnya pasokan barang kebutuhan harian tersebut di berbagai pasar tradisional. “Kemudian bahwa hal ini terjadi akibat cuaca buruk yang terjadi di Pekanbaru selama beberapa waktu terakhir, sehingga komoditas seperti cabai dan bawang menjadi rusak akibat udara yang lembab maupun terkena paparan hujan,” jelas Ingot.
Lebih jauh ia menjelaskan untuk komoditas seperti bawang merah yang pada pekan lalu dijual dengan harga Rp22 ribu/kilogramnya, kini melambung menjadi Rp28 ribu/kilogramnya.
Hal senada juga terjadi pada bawang putih yang juga ikut mengalami kenaikan harga dari Rp18 ribu/kilogramnya kini dijual dengan kisaran Rp20 hingga Rp21 ribu untuk tiap kilogramnya. Selain itu untuk komoditas cabai merah asal Bukitinggi juga tak mau ketinggalan. Jika pada beberapa waktu lalu komoditas yang satu ini dijual dengan harga Rp22 ribu/kilogramnya, kini dijual dengan harga Rp26 hingga Rp28 ribu/kilogramnya.
“Kita juga mendapat informasi bahwa daerah penghasil komoditas ini juga didera hujan lebat sehingga banyak tanaman yang rusak,” imbuhnya.
Selain itu, komoditas lainnya seperi cabai rawit juga tak mau ketinggalan. Jika pada pekan lalu dijual dengan kisaran Rp28 hingga Rp29 ribu perkilogramnya, kini di beberapa pasar tradisional tersebt pihak Disperindag mendapati komoditas tersebut dijual dengan harga Rp40 ribu/kilogramnya.
Sejumlah pedagang justru mengeluhkan kenaikan harga dari berbagai komoditi tersebut. Rina salah seorang penjual cabai di pasar limapuluh mengaku bahwa daya beli masyarakat semakin menurun mendekati lebaran. Ia mengaku bahwa biasanya dalam satu hari ia mampu menjual puluhan kilogram cabai merah asal Bukittinggi. Namun memasuki H-10 daya beli masyarakat justru semakin menurun.
Kendati demikian ia mengaku optimis bahwa daya beli masyarakat akan kembali membaik pada H-7 hingga H-3 nanti. Pasalnya jelang Idul Fitri kebiasaan masyarakat Pekanbaru ialah persiapan memasak berbagai makanan untuk lebaran nanti. Oleh Sebab itu ia menilai bahwa kenaikan harga tersebut tidak akan berpengaruh pada waktu menjelang Idul Fitri nantinya.
“Kalau jelang lebaran masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan harga sembako ini. Soalnya momen berkumpul dengan sanak famili serta menghidangkan berbagai jamuan adalah tradisi kita,” pungkasnya. (Ant/SR01)