PADANG, SERUJI.CO.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuka 1.078 lowongan Calon Pegawai Negeri Cipil (CPNS) yang akan ditempatkan di seluruh Indonesia.
Hal itu disampaikan Sekretaris Utama BPOM Elin Herlina, Sabtu (6/10), pada Job Fair penerimaan CPNS Badan POM RI dan talkshow serta konsultasi karir serta info obat dan makanan di Universitas Andalas, Padang.
“Dari 1.078 lowongan tersebut, sebanyak 260 formasi ditempatkan di pusat, 338 formasi di Balai Besar POM dan 480 formasi di 40 Loka POM,” kata Elin.
Menurut Elin pada 2018, BPOM membangun Loka POM di 40 kabupaten dan kota pada 30 provinsi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih dekat kepada masyarakat.
Dari 1.078 lowongan tersebut tidak hanya bagi lulusan farmasi dan teknologi pangan namun juga ada formasi untuk lulusan S1 Administrasi Publik, S1 Hukum, teknik sipil, kimia, ilmu kesehatan masyatakat, biologi, bioteknologi, dokter umum, dokter hewan, akuntansi komputer, teknik lingkungn, statistik, hingga kriminologi.
Kemudian S1 manajemen, planologi, teknik informatika, perpustakaan, DIV manajemen kearsipan, dan S2 psikologi.
Elin menyampaikan waktu pendaftaran dimulai dari 26 September hingga 9 Oktober 2018.
“Kami memastikan prosesnya transparan karena BPOM membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas menjawab tantangan lembaga dalam pengawasan obat dan makanan di Tanah Air, “ujarnya.
Ia menambahkan bagi pelamar dapat mengakses laman http//e-rekrutmen.pom.go.id dan http//sscn.bkn.go.id .
Ia mengatakan karena formasi yang dibuka cukup banyak pihaknya “menjemput bola” dengan menggelar pameran kerja di sejumlah kampus terkemuka di Tanah Air.
“Kami menggelar Job Fair di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga dan Universitas Andalas,” ujarnya.
Ia menambahkan BPOM juga membuka formasi khusus anak bangsa wilayah timur Indonesia termasuk putra putri berprestasi dari Papua dan Papua Barat, penyandang disabilitas serta lulusan terbaik.
“Pelamar yang lulus akan dapat mengembangkan potensi diri untuk berkiprah sebagai pengawas farmasi dan makanan yang melaksanakan tugas pengawasan hingga fungsi penunjang pengawasan,” katanya.
Elin menyampaikan salah satu tantangan ke depan yang dihadapi oleh BPOM adalah luasnya cakupan pengawasan obat dan makanan serta maik bertumbuhnya usaha di bidang obat dan makanan yang butuh diawasi.
“Jika pengawasan obat dan makanan optimal maka masyarakat akan terlindungi dan sehat sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa,” pungkasnya. (SR01)