
PEKANBARU, SERUJI.CO.ID – Di Hari Tani Nasional, Senin (24/9), seribuan mahasiswa gabungan dari sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berbagai Universitas di Riau menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Provinsi Riau.
Massa mahasiswa menyoroti kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah tidak memihak kepada para petani.
“Salah satu Nawacita dari Pemerintah adalah Reforma Agraria, yang diarahkan untuk menyokong kedaulatan pangan dan ketahanan pangan. Akan tetapi realita yang terjadi di Indonesia, pemerintah justru melakukan peningkatan jumlah impor beras hingga mencapai 865.519 ton,” kata Menteri Sosial dan Politik BEM Universitas Riau M. Hafiz Ona Hadi Putra dalam orasinya.
Ia menyebut produk pertanian lokal yang menjadi primadona di Provinsi Riau seperti kelapa sawit, kelapa, dan karet mengalami penurunan harga jual dari petani yang signifikan.
“Hal ini jelas tidak sesuai dengan salah satu tujuan reforma agraria yang menjadi Nawacita dari Jokowi-JK poin ke 2 yaitu menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Hafiz kemudian menyebutkan beberapa poin tuntutan mahasiswa dalam aksi demo ini.
“Pertama, mendesak pemerintah untuk menuntaskan target program Perhutanan Sosial seluas 4,38 juta ha dan Tanah Objek Reforma Agraria seluas 9 juta ha,” kata Hafiz.
Kemudian kedua, kata Hafiz, menuntut pemerintah untuk mempercepat penyelesaian konflik agraria di Provinsi Riau.
Selanjutnya ketiga, kata Hafiz, menuntut Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden terhadap redistribusi reforma agraria di Provinsi Riau.
“Keempat, kami juga menuntut Pemerintah untuk membuat sentra-sentra produksi lokal atas pangan sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia,” kata Hafiz.
Tak hanya itu, tuntutan lain yang dilayangkan adalah pemerintah diminta untuk segera menstabilkan nilai perekonomian nasional.
Mereka juga menyampaikan kecaman terhadap tindakan atau perbuatan yang menyebabkan ruang-ruang aspirasi dan pergerakan seakan terbelenggu.
“Kami mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Kami minta Kapolri untuk mencopot polisi yang bertindak represif,” tegasnya. (SR01)