LANGKAT, SERUJI.CO.ID – Banjir merendam sedikitnya 880 hektare tanaman padi petani di enam kecamatan, di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kondisi tersebut akibat meluapnya beberapa sungai yang tidak bisa lagi menampung curah hujan yang cukup tinggi.
Kordinator Pengamat Organisme Pengganggu Hama Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Miswandi, di Stabat, Sabtu (13/10), mengatakan enam kecamatan itu yakni Stabat, Tanjungpura, Hinai, Wampu, Secanggang, dan Binjai.
Untuk Kecamatan Stabat, tanaman padi yang terendam banjir meliputi Desa Pantai Gemi, Desa Sidomulyo, Desa Ara Condong, dan Desa Kwala Bingei, dengan umur pertanaman 1-30 hari, varietas Ciherang, Mekongga, Inpari, dengan luas pertanaman keseluruhannya 271 hektare.
Menyusul Kecamatan Binjai, padi terendam di Desa Suka Makmur, Desa Sendang Rejo, Desa Sambirejo, dengan usia pertanaman antara 1-25 hari, dari varietas Ciherang, Inpari 32, dengan luas pertanaman yang terkena banjir 105 hektare.
Pada Kecamatan Secanggang, pertanaman padi terdampak banjir berada di Desa Kepala Sungai, Desa Perkotaan, Desa Karang Gading, dengan unsia pertanaman antara 60-90 hari, dari avrietas Inpari 32, Ciherang, Mekongga, dengan luas mencapai 382 hektare, katanya.
Selanjutnya untuk Kecamatan Hinai, tanaman padi terdampak banjir berada di Desa Sukajadi, Desa Paya Rengas, Desa Pasar Baru 8, Desa Kebun Lada, Desa Tanjung Mulia, Desa Muka Paya, dan Desa Sukadamai Timur, dengan usia pertanaman padi antara 14-30 hari, dari varietas Inpari 32, Ciherang, Mekongga, dengan luasan terkena banjir 43 hektare.
Selain itu di Kecamatan Tanjungpura di Desa Pekubuan, pertanaman padi usia 85-95 hari, seluas 72 hektare, dan Kecamatan Wampu pada Desa Stabat Lama, Jentera, dengan usia pertanaman 15-40 hari, verietas Mikongga, Inpari 32, seluas tujuh hektare.
Instansinya yang juga membidangi ketahanan pangan, berdasarkan data yang dihimpun di lapangan terdapat jagung, kedelai, kacang tanah, kacang panjang, cabai, sawi, kangkung dan genjer yang terendam banjir seluas 45 hektare.
Ia mengatakan, berbagai upaya untuk penyelamatan tanaman padi maupun holtikultura ini di lapangan masih terus dilakukan oleh petugas.
“Tujuannya agar petani bisa memetik hasil panennya, dan tidak sampai mengganggu produksi padi maupun holtikultura,” jelasnya. (SR01)