JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir bandang di sejumlah wilayah di Indonesia menyusul semakin meningkatnya curah hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (16/10) mengatakan wilayah rawan banjir bandang untuk periode sepekan ke depan, berturut-turut, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
“Wilayah tersebut rentan karena berada di sekitar zona tektonik aktif yaitu di kaki perbukitan struktur yang curam dan berbentuk memanjang,” kata Dwikorita.
Dwikorita menerangkan, secara keilmuan banjir bandang dikontrol oleh tiga kondisi utama. Pertama, kondisi geologi yang terjadi pada daerah hulu dari sungai-sungai yang mengalir di zona pegunungan dengan tektonik aktif.
Kedua, kondisi seismisitas atau kegempaan dengan kekuatan mulai dari Magnitudo 2,5 hingga 4,0. Ketiga adalah adanya curah hujan ekstrem yang memicu terjadinya banjir bandang.
“Ketiga kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya longsor-longsor atau runtuhan batuan pada lereng dan lembah sungai pegunungan atau perbukitan tektonik aktif di bagian hulu,” tambahnya.
Endapan longsor tersebut, tambah Dwikorita terakumulasi di dalam lembah-lembah sungai yang akhirnya membendung aliran sungai dari arah hulu. Pada saat terjadi hujan ekstrem, endapan longsor tersebut akan terdesak atau tertekan sehingga jebol dan membentuk aliran tanah pekat bercampur air sungai yang meluncur dengan kecepatan tinggi.
“Aliran inilah yang disebut dengan banjir bandang. Jangkauan aliran banjir bandang dapat mencapai beberapa kilometer dari arah hulu,” tuturnya.
Terkait hal tersebut, BMKG meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir bandang. Terutama yang bertempat tinggal di sepanjang aliran sungai.
“Material yang dibawa oleh banjir bandang bukan hanya berupa tanah dan bebatuan namun juga pepohonan,” pungkasnya. (Ant/SR01)