JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah dipicu oleh longsoran sendimen di dasar laut. Longsor itu disebut terjadi akibat gempa 7,4 SR yang mengguncang Donggala.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa ahli tsunami ada 2 penyebab terjadinya tsunami yang besar. Pertama di Teluk Palu, yang kalau berdasarkan video tsunami menerjang cukup tinggi, ini disebabkan karena ada longsoran sendimen dasar laut kedalaman 200-300 meter,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).
Sendimen itu dibawa dari sungai yang bermuara di Teluk Palu. Sutopo mengatakan sendimen tersebut belum terkonsolidasi dengan kuat sehingga saat diguncang gempa terjadi longsor.
“Ketika diguncang gempa 7,4 SR tadi akhirnya runtuh, longsor, dan membangkitkan tsunami. Kalau dilihat video di pantai Talise, tsunami awal itu airnya jernih, tetapi kemudian datang dari laut bergelombang dan naik turun airnya kondisinya keruh. Menurut analisis ahli itu kemungkinan dipicu longsoran di dasar laut,” jelasnya.
Baca juga: BNPB: Gempa dan Tsunami di Palu Tewaskan 48 Orang, 356 Luka-luka
Kedua, bagian luar disebabkan karena gempa lokal. Tinggi tsunami tidak sebesar akibat longsoran bawah laut.
“BNPB sudah berkoordinasi untuk segera mengirimkan para ahli tsunami untuk menganalisis lebih jauh menghitung tinggi tsunami,” jelasnya.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. (SR01)