PALU, SERUJI.CO.ID – Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) menyisakan sejumlah cerita. Salah satunya, beredar video rumah yang terseret lumpur usai terjadi gempa beberapa kali. Oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), fenomena ini disebut likuifaksi (liquefaction).
Dalam dua video yang dibagikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun twitter miliknya, tampak rumah, pohon kelapa, dan menara pemancar komunikasi terseret tanah yang bergerak dan menghasilkan lumpur.
“Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction). Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan,” ungkap Sutopo melalui akun twitter @Sutopo_PN, seperti dikutip SERUJI, Ahad (30/9).
Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan. pic.twitter.com/uxTODECMEX
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 29, 2018
Kemudian Sutopo juga menunjukkan video lainnya rumah-rumah bergerak dan roboh akibat proses likuifaksi di Kota Palu.
“Detik-detik saat rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi dan amblesan akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu. Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur. Proses geologi yang sangat mengerikan. Diperkirakan korban terjebak di daerah ini,” kata Sutopo lewat Twitter, Senin (1/10).
Detik-detik saat rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi dan amblesan akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu. Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur. Proses geologi yang sangat mengerikan. Diperkirakan korban terjebak di daerah ini. pic.twitter.com/Vf5McUaaSG
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 30, 2018
Sementara itu, mengutip laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), likuifaksi merupakan suatu proses yang membuat kekuatan tanah menghilang dengan cepat. Kekuatan serta daya dukung tanah menurun dikarenakan getaran yang diakibatkan gempa maupun guncangan lainnya.
“Likuifaksi bertanggung jawab atas banyaknya kerusakan yang mengerikan dalam sejarah gempa bumi di seluruh dunia,” tulis iagi.or.id.
Likuifaksi terjadi apabila material lepas berupa pasir dan lanau yang berada di bawah muka air tanah, sehingga ruang poriantar butir terisi oleh air. Tanah yang terlikuifaksi tidak dapat menahan berat apapun yang berada di atasnya, baik itu berupa lapisan batuan di atasnya maupun bangunan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya daya dukung pada pondasi bangunan.
Efek yang dapat ditimbulkannya adalah menurunnya permukaan tanah di tempat terjadinya likuifaksi. Penurunan permukaan tanah dapat membuat permukaan menjadi dekat atau malah berada di bawah muka air tanah. Hal ini akan lebih buruk lagi jika ternyata terdapat struktur-struktur geologi di daerah tersebut. (SR01)